FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH
TERHADAP KECEPATAN ADOPSI INOVASI
MAKALAH
Untuk
Memenuhi Tugas Matakuliah Difusi Inovasi Yang di bimbing oleh Dr. Sri Redjeki,
M.S
Oleh
Kelompok 5 Offering A:
Dea
Adelina D (120141411472)
Widhea
Citra D (120141411482)
Voni
Rhamadani S (120141411486)
Deris
Eka P (120141411487)
Rima
Andani S (120141411494)
Riza
Umami Z (120141411498)
Eka
Rizqi K (120141411503)
UNIVERSITAS NEGERI
MALANG
FAKULTAS ILMU
PENDIDIKAN
JURUSAN PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH
November 2013
KATA
PENGANTAR
Puji syukur dipanjatkan ke khadirat
Illahi Rabbi yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat
menyelesaikan tugas pembuatan makalah ini. Shalawat serta salam semoga
dilimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW. Makalah Faktor-Faktor Yang Berpengaruh
Terhadap Kecepatan Adopsi Inovasi. Kami menyadari bahwa dalam penyusunan
makalah ini masih banyak kekurangan, oleh karena itu masukan dan saran dari
semua pihak sangat kami harapkan untuk perbaikan makalah ini.
Penyusun mengucapkan terima kasih
kepada :
Dr.
Endang Sri Rejeki, M.S selaku pembimbing mata kuliah Difusi Inovasi.
Makalah ini ditulis dengan maksud
untuk memberikan informasi kepada pembaca. Semoga segala amal kebaikan mendapat
pahala dari Allah SWT, serta semoga makalah ini bermanfaat khususnya bagi
penyusun dan umumnya bagi semua pembaca.
Penulis
Malang,
November 2013
DAFTAR
ISI
KATA PENGANTAR……...............................................................2
DAFTAR ISI ………… ....................................................................3
BAB I PENDAHULUAN
KATA PENGANTAR……...............................................................2
DAFTAR ISI ………… ....................................................................3
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah……… ................................................4
1.2 Rumusan masalah ………… ......................................................5
1.3 Tujuan Penulisan ..…… ............................................................5
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pendukung dan Penghambat........................................................6
1.2 Rumusan masalah ………… ......................................................5
1.3 Tujuan Penulisan ..…… ............................................................5
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pendukung dan Penghambat........................................................6
2.2 Dasar Difusi
Inovasi....................................................................8
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan ……… ...................................................................13
3.2 Saran ..........................................................................................13
Daftar Rujukan.................................................................................14
3.1 Kesimpulan ……… ...................................................................13
3.2 Saran ..........................................................................................13
Daftar Rujukan.................................................................................14
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
LATAR
BELAKANG
Inovasi (pembaharuan) mengingatkan kita pada istilah invention dan discovery.
Invention adalah penemuan sesuatu yang benar-benar baru artinya hasil karya
manuasia. Discovery adalah penemuan sesuatu (benda yang sebenarnya telah ada
sebelumnya. Dengan demikian, inovasi dapat diartikan usaha menemukan benda yang
baru dengan jalan melakukan kegiatan (usaha) invention dan discovery. Dalam
kaitan ini Ibrahim (1989) mengatakan bahwa inovasi adalah penemuan yang dapat
berupa sesuatu ide, barang, kejadian, metode yang diamati sebagai sesuatu hal
yang baru bagi seseorang atau sekelompok orang (masyarakat). Inovasi dapat
berupa hasil dari invention atau discovery. Inovasi dilakukan dengan tujuan
tertentu atau untuk memecahkan masalah ((Subandiyah 1992:80)
Proses dan tahapan perubahan itu ada kaitannya dengan masalah pengembangan (development),
penyebaran (diffusion), diseminasi (dissemination), perencanaan (planning),
adopsi (adoption), penerapan (implementation) dan evaluasi (evaluation)
(Subandiyah 1992:77).
Difusi Inovasi adalah teori tentang bagaimana sebuah ide dan teknologi baru
tersebut dalam sebuah kebudayaan. Teori difusi inovasi muncul pada tahun 1903,
ketika seorang sosiolog Perancis, Gabriel Tarde, memperkenalkan kepada khalayak
mengenai kurva difusi berbentuk S (S-Shaped Diffusion Curve). Kurva ini intinya
menggambarkan bagaimana suatu inovasi diadopsi seseorang dan sekelompok orang
yang dilihat dari dimensi waktunya. Pada kurva ini terdapat dua sumbu di dalam sumbu
yang satu menggambarkan tingkat adopsi dan di dalam sumbu yang lainnya
menggambarkan dimensi waktu.
Pemikiran tarde menjadi sangat penting karena secara sedrhana dapat
menggambarkan kecenderungan yang saling berhubungan dengan proses difusi
inovasi. Perkembangan berikutnya dari sebuah teori difusi inovasi terjadi pada
tahun 1960, dimana studi atau pendidikan difusi mulai dihubungkan dengan
berbagai topik atau tema yang lebih kontemporer.
1.2
RUMUSAN
MASALAH
1.Apakah
faktor-faktor pendukung dan penghambat kecepatan adopsi inovasi?
2. Bagaimana
cara penyelesaiannya?
1.3
TUJUAN
1.
Untuk mengidentifikasi faktor-faktor pendukung dan
penghambat kecepatan adopsi.
2.
Untuk mengidentifikasi cara penyelsaian masalah
percepatan adopsi inovasi.
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1
Faktor-Faktor Pendukung dan Penghambat
Efektifitas
inovasi bergantung pada proses difusi. Sedangkan proses difusi inovasi
melibatkan beberapa unsur, seperti dikemukakan para tokoh sebagai berikut :
1. Unsur-unsur difusi inovasi menurut W. R. Spence, 1994 (shape) :
a. inovasi hanya satu ide baru, amalan atau bahan boleh dilakukan pada satu masa.
b. Saluran komunikasi media massa, kerajaan, komersial, informal.
c. Tempoh masa
d. Ahli-ahli sistem sosial.
e. Jenis keputusan inovasi
f. Pengaruh nilai budaya
g. Peranan pemimpin berpengaruh dan agen perubahan
2. Unsur-unsur difusi inovasi menurut Everett. M. Rogers 1983 (shape)
a. Inovasi
• Diffusion curves
• Characteristics of innovations
b. Saluran komunikasi
• Saluran media massa
• Saluran interpersonal
• Heterofili dan difusi
c. Masa
• Proses keputusan inovasi
• Kadar penerimaan
d. Sistem sosial
• Struktur sosial dan difusi
• Sistem norma/nilai dan difusi
• Pemimpin berpengaruh dan agen perubahan
• Jenis keputusan inovasi
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa proses difusi inovasi melibatkan empat unsur utama, meliputi, 1) Inovasi, 2) Saluran Komunikasi, 3) Kurun Waktu Tertentu, 4) Sistem Sosial
1. Unsur-unsur difusi inovasi menurut W. R. Spence, 1994 (shape) :
a. inovasi hanya satu ide baru, amalan atau bahan boleh dilakukan pada satu masa.
b. Saluran komunikasi media massa, kerajaan, komersial, informal.
c. Tempoh masa
d. Ahli-ahli sistem sosial.
e. Jenis keputusan inovasi
f. Pengaruh nilai budaya
g. Peranan pemimpin berpengaruh dan agen perubahan
2. Unsur-unsur difusi inovasi menurut Everett. M. Rogers 1983 (shape)
a. Inovasi
• Diffusion curves
• Characteristics of innovations
b. Saluran komunikasi
• Saluran media massa
• Saluran interpersonal
• Heterofili dan difusi
c. Masa
• Proses keputusan inovasi
• Kadar penerimaan
d. Sistem sosial
• Struktur sosial dan difusi
• Sistem norma/nilai dan difusi
• Pemimpin berpengaruh dan agen perubahan
• Jenis keputusan inovasi
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa proses difusi inovasi melibatkan empat unsur utama, meliputi, 1) Inovasi, 2) Saluran Komunikasi, 3) Kurun Waktu Tertentu, 4) Sistem Sosial
Inovasi
yaitu ide, praktek, atau benda yang dianggap baru oleh individu atau kelompok.
Saluran komunikasi yaitu bagaimana pesan itu di dapat suatu individu dari individu lainnya.
Komunikasi adalah proses dimana partisipan menciptakan dan berbagi informasi satu sama lain untuk mencapai suatu pemahaman bersama. Seperti telah diungkapkan sebelumnya bahwa difusi dapat dipandang sebagai suatu tipe komunikasi khusus dimana informasi yang diperlukannya adalah ide baru (inovasi. Dengan demikian, esensi dari proses difusi adalah pertukaran informasi dimana seorang individu mengkomunikasikan suatu ide baru ke seseorang atau beberapa orang lain. Rogers menyebutkan ada empat unsur dari proses komunikasi ini, meliputi : 1) inovasi itu sendiri; 2) seorang individu atau satu unit adopsi lain yang mempunyai pengetahuan atau pengalaman dalam menggunakan inovasi; 3) orang lain atau unit adopsi lain yang belum mempunyai pengetahuan dan pengalaman dalam menggunakan inovasi; 4) saluran komunikasi yang menghubungkan dua unit tersebut. Jadi, dapat disimpulkan bahwa komunikasi dalam proses difusi adalah upaya mempertukarkan ide baru (inovasi) oleh seseorang atau unit tertentu yang telah mempunyai pengetahuan dan pengalaman dalam menggunakan inovasi tersebut (innovator) kepada seseorang atau unit lain yang belum memiliki pengetahuan dan pengalaman mengenai inovasi itu (potential adopter) melalui saluran komunikasi tertentu.
Sementara itu, saluran komunikasi tersebut dapat dikatagorikan menjadi dua yaitu: 1) saluran media massa (mass media chanel); dan 2) saluran antar pribadi (interpersonal chanel). Media massa dapat berupa, radio, televisi, surat kabar, dan lain-lain. Kelebihan media massa adalah dapat menjangkau audiens yang banyak dengan cepat dari satu sumber. Sedangkan saluran antar pribadi melibatkan upaya pertukaran informasi tatap muka antara dua atau lebih individu.
Waktu merupakan salah satu unsur penting dalam proses difusi. Dimensi waktu, dalam proses difusi, berpengaruh dalam hal; 1) proses keputusan inovasi, yaitu tahapan proses sejak seseorang menerima informasi pertama sampai ia menerima atau menolak inovasi; 2) keinovatipan individu atau unit adopsi lain, yaitu kategori relatif tipe adopter (adopter awal atau akhir); 3) rata-rata adopsi dalam suatu sistem, yaitu seberapa banyak jumlah anggota suatu sistem mengadopsi suatu inovasi dalam periode waktu tertentu.
Sistem sosial yaitu serangkaian bagian yang saling berhubungan dan bertujuan untuk mencapai tujuan umum, sistem sosial sangat penting untuk diingat bahwa proses difusi terjadi dalam suatu sistem sosial. Sistem sosial adalah satu set unit yang saling berhubungan yang tergabung dalam suatu upaya pemecahan masalah bersama untuk mencapai suatu tujuan. Anggota dari suatu sistem sosial dapat berupa individu, kelompok informal, organisasi dan atau sub sistem. Proses difusi dalam kaitannya dengan sistem sosial ini dipengaruhi oleh struktur sosial, norma sosial, peran pemimpin dan agen perubahan, tipe keputusan inovasi dan konsekuensi inovasi. Dalam suatu sistem sosial terdapat struktur sosial, individu atau kelompok individu, dan norma-norma tertentu. Berkaitan dengan hal ini, Rogers (1983) menyebutkan adanya empat faktor yang mempengaruhi proses keputusan inovasi. Keempat faktor tersebut adalah; 1) struktur sosial (social struktur); 2) norma sistem (system norms); 3) pemimpin opini (opinion leaders); 4) agen perubah (change agent).
Saluran komunikasi yaitu bagaimana pesan itu di dapat suatu individu dari individu lainnya.
Komunikasi adalah proses dimana partisipan menciptakan dan berbagi informasi satu sama lain untuk mencapai suatu pemahaman bersama. Seperti telah diungkapkan sebelumnya bahwa difusi dapat dipandang sebagai suatu tipe komunikasi khusus dimana informasi yang diperlukannya adalah ide baru (inovasi. Dengan demikian, esensi dari proses difusi adalah pertukaran informasi dimana seorang individu mengkomunikasikan suatu ide baru ke seseorang atau beberapa orang lain. Rogers menyebutkan ada empat unsur dari proses komunikasi ini, meliputi : 1) inovasi itu sendiri; 2) seorang individu atau satu unit adopsi lain yang mempunyai pengetahuan atau pengalaman dalam menggunakan inovasi; 3) orang lain atau unit adopsi lain yang belum mempunyai pengetahuan dan pengalaman dalam menggunakan inovasi; 4) saluran komunikasi yang menghubungkan dua unit tersebut. Jadi, dapat disimpulkan bahwa komunikasi dalam proses difusi adalah upaya mempertukarkan ide baru (inovasi) oleh seseorang atau unit tertentu yang telah mempunyai pengetahuan dan pengalaman dalam menggunakan inovasi tersebut (innovator) kepada seseorang atau unit lain yang belum memiliki pengetahuan dan pengalaman mengenai inovasi itu (potential adopter) melalui saluran komunikasi tertentu.
Sementara itu, saluran komunikasi tersebut dapat dikatagorikan menjadi dua yaitu: 1) saluran media massa (mass media chanel); dan 2) saluran antar pribadi (interpersonal chanel). Media massa dapat berupa, radio, televisi, surat kabar, dan lain-lain. Kelebihan media massa adalah dapat menjangkau audiens yang banyak dengan cepat dari satu sumber. Sedangkan saluran antar pribadi melibatkan upaya pertukaran informasi tatap muka antara dua atau lebih individu.
Waktu merupakan salah satu unsur penting dalam proses difusi. Dimensi waktu, dalam proses difusi, berpengaruh dalam hal; 1) proses keputusan inovasi, yaitu tahapan proses sejak seseorang menerima informasi pertama sampai ia menerima atau menolak inovasi; 2) keinovatipan individu atau unit adopsi lain, yaitu kategori relatif tipe adopter (adopter awal atau akhir); 3) rata-rata adopsi dalam suatu sistem, yaitu seberapa banyak jumlah anggota suatu sistem mengadopsi suatu inovasi dalam periode waktu tertentu.
Sistem sosial yaitu serangkaian bagian yang saling berhubungan dan bertujuan untuk mencapai tujuan umum, sistem sosial sangat penting untuk diingat bahwa proses difusi terjadi dalam suatu sistem sosial. Sistem sosial adalah satu set unit yang saling berhubungan yang tergabung dalam suatu upaya pemecahan masalah bersama untuk mencapai suatu tujuan. Anggota dari suatu sistem sosial dapat berupa individu, kelompok informal, organisasi dan atau sub sistem. Proses difusi dalam kaitannya dengan sistem sosial ini dipengaruhi oleh struktur sosial, norma sosial, peran pemimpin dan agen perubahan, tipe keputusan inovasi dan konsekuensi inovasi. Dalam suatu sistem sosial terdapat struktur sosial, individu atau kelompok individu, dan norma-norma tertentu. Berkaitan dengan hal ini, Rogers (1983) menyebutkan adanya empat faktor yang mempengaruhi proses keputusan inovasi. Keempat faktor tersebut adalah; 1) struktur sosial (social struktur); 2) norma sistem (system norms); 3) pemimpin opini (opinion leaders); 4) agen perubah (change agent).
Jadi
faktor pendukung meliputi kecepatan adopsi inovasi antara lain:
a. Karakteristik
sasaran masyarakat
Pemikiran yang maju dan tradisional
sangat berpengaruh karena kesediaan untuk menerima suatu inovasi merupakan
kunci kecepatan adopsi.
b. Manfaat
suatu inovasi bagi kehidupan
Dengan adanya manfaat yang akan diterima
oleh masyarakat maka akan tercipta kesediaan untuk menerima dan mengadopsi
inovasi.
c. Keterbukaan
masyarakat
2.2
Faktor Penghambat Kecepatan Adopsi
Terdapat enam faktor penghambat yang mempengaruhi
keberhasilan usaha inovasi pendidikan seperti inovasi kurikulum antara lain
adalah:
1. Perkiraan
yang tidak tepat terhadap inovasi
Di antara ke
enam faktor, faktor kurang tepatnya perencanaan proses inovasi merpakan faktor
yang paling penting dan kompleks sebagai hambatan pelaksanaaan program inovasi.
Hambatan yang disebabkan kurang tepatnya nya perencanaan atau estimasi (under
estimating) dalam inovasi yaitu tidak tepatnya poertimbangan tentang
implementasi inovasi, kurang adanya hubungan antar anggota team pelaksana
inovasi, dan kurang adanya kesamaan pendapat tentang tujuan yang akan dicapai
atau kurang adanya kerjasama yang baik.
Secara
terinci item yang termasuk dalam faktor estimasi yang tidak tepat yaitu tidak
adanya koordiansi antar petugas yang berlainan di bidang garapannya, tidak
jelas struktur pengambilan keputusan, kurang adanya komunikasi yang baik dengan
pimpinan politik, perlu sentralisasi data penentuan kebijakan, terlalu banyak
peraturan dan undang-undang yang harus diikuti, keputusn formal untuk memulai
kegiatan inovasi terlambat, tidak tepatnya perimbangan untuk menghadapi masalah
penerapan inovasi, tekanan dari pimpinan politik (penguasa pemerintahan) untuk
mempercepat hasil inovasi dalam waktu yang singkat.
2. Konflik dan
motivasi yang kurang sehat
Hambatan ini muncul karena adanya
masalah-masalah pribadi seperti pertentangan anggota team pelaksana, kurang
motivasi untuk bekerja dan berbagai macam sikap pribadi yang dapat mengganggu
kelancaran proses inovasi.
Secara terinci item yang termasuk
masalah konflik dan motivasi ialah: adanya pertentangan antar anggota team,
antara beberapa anggota kurang adanya saling pengertian serta saling merasa iri
antara satu dengan yang lain, orang yang memiliki peranan penting dalam proyek
justru tidak menunjukkan semangat dan ketekunan kerja, beberapa orang penting
dalam proyek terlalu kaku dan berpandangan sempit tentang proyek, bantuan
teknik dari luar tidak tepat, orang yang memegang jabatan penting dalam proyek
tidak bersikap terbuka untuk menerima inovasi, kurang adanya hadiah atau
penghargaan terhadap orang yang telah menerima dan menerapkan inovasi.
3. Lemahnya
berbagai faktor penunjang sehingga mengakibatkan tidak berkembangnya inovasi
yang dihasilkan
Hal-hal yang
berkaitan dengan macetnya inovasi antara lain sangat rendahnya penghasilan per
kapita, kurang adanya pertukaran dengan orang asing, tidak mengetahui adanya
sumber alam, jarak yang terlalu jauh, iklim yan g tidak menunjang, kurang
sarana komunikasi, kurang perhatian dari pemerintah, sistem pendidikan yang
tidak sesuai dengan kebutuhan.
Adapun item
yang termasuk dalam faktor tidak dapat berkembangnya inovasi adalah lambatnya
pengiriman material yang diperlukan, material tidak siap tepat waktu,
perencanaan dana biasanya tidak tepat walaupun sudah tidak dipertimbangkan
adanya inflasi (underestimate), sistem pendidikan kolonial yang tidak sesuai
dengan kebutuhan masyarakat, orang yang sudah dilatih untuk menangani proyek
tidak mau ditempatkan sesuai kebutuhan proyek, terjadi inflasi, peraturan
kolonial yang tidak sesuai, jauhnya jarak antar tempat satu dengan yang lain, tenaga
pelaksana kurang mampu menangani proyeksesuai dengan yang direncanakan, terlalu
cepat terjadi perubahan penempatan orang-orang penting dalam proyek sehingga
dapat mengganggu kontinuitas.
4. Keuangan
(finacial) yang tidak terpenuhi
Dalam analisa data ini masalah
finansial dibedakan dengan faktor yang menghalangi berkembangnya inovasi secara
keseluruhan (faktor yang ke-3), walaupun keduanya merupakan faktor yang serius
menghambat jalannya proses inovasi.
Adapun item yang ternmasuk dalam
faktor finansial adalah : tidak memadainya bantuan finansial dari daerah, tidak
memadainya bantuan finansial dari luar daerah, kondisi ekonomi daerah secara
keseluruhan, prioritas ekonomi secara nasional lebih banyak pada bidang lain
daripada bidang pendidikan, ada penundaan dalam penyampaian dana, terjadi
inflasi.
Tentang bantuan dana untuk suatu
proyek inovasi sering terjadi adanya peraturan bahwa pemerintah akan memberikan
bantuan bila masyarakat setempat (daerah) memiliki dana sendiri (swasembada).
Daerah tidak mempunyai dana maka pemerintah tidak membantu. Dapat hjuga
masyarakat tidak mau mengusahakan dana karena tidak ada bantuan dari
pemerintah, jadi merasa berat dan frustasi. Oleh karena itu bantuan dan
perhatian dari pemerintah sangat besar pengaruhnya terhadap perkembangan
daerah.
5. Penolakan
dari sekelompok tertentu atas hasil inovasi
Faktor ke-lima ini berbeda dengan
faktor yang lain dan memang merupakan penolakan dari kelompok inovasi penentu
atau kelompok elit dalam suatu sistem sosial. Penolakan inovasi ini berbeda
dengan keberatan inovasi karena kurang dana atau masalah personalia dan
sebagainhya. Jadi penolakan ini memang ada kecenderungan muncul dari kelompok
penentu.
Adapun
item yang termasuk dalam faktor ke- lima ini adalah : kelompok elit yang
memiliki wewenang dalam masyarakat tradisional menentang inovasi atau perluasan
suasana pendidikan, terdapat pertentangan ideologi mengenai inovasi, proyek
inovasi dilaksanakan sangat lambat, peraturan kolonial meninggalkan sikap
masyarkat yang penuh kecurigaan terhadap sesuatu yang asing, keberatan ternhadap
inovasi karena sebab kepentingan kelompok.
6. Kurang adanya hubungan sosial dan
publikasi
Faktor
terakhir yang juga paling lemah pengaruhnya terhadap hambatan inovasi adalah
faktor yang terdiri dari dua hal yaitu hubungan antar team dan hubungan dengan
orang di luar team.
Item yang termasuk dalam kelompok
ini adalah: ada masalah dalam hubungan sosial antar anggota team yang satu
dengan yang lain, ada ketidakharmoniasan dan terjadi hubungan yang kurang baik
antar anggota team proyek inovasi, sangat kurang adanya suasana yang
memungkinkan terjadinya pertukaran pikiran yang terbuka.
Pada umumnya, faktor penghambat
inovasi yang sering muncul di lapangan adalah berupa penolakan atau resistance
dari calon adopter, misalnya penolakan para guru tentang adanya perubahan
kurikulum dan metode belajar-mengajar, maka perlu kiranya masalah tersebut
dibahas.
2.2
CARA
PENYELESAIANNYA
Konsekuensi
inovasi sebagai perubahan yang terjadi pada individu atau sistem sosial sebagai
akibat dari adopsi suatu inovasi pasti akan memberikan dampak. Namun
konsekuensi inovasi jarang diteliti karena; (a) agensi perubahan memberi
perhatian terlalu banyak pada adopsi dan mengasumsikan konsekuensi adopsi pasti
positif, (b) metode riset survei mungkin tidak cocok untuk meneliti konsekuensi
inovasi dan(c) sulitnya mengukur konsekuensi inovasi. Konsekuensi inovasi dapat
dibagi menjadi; (a) diinginkan vs. tidak diinginkan, (b) langsung vs. tidak
langsung dan (c) diantisipasi vs. tidak diantisipasi; Hal lain yang berkaitan
dengan konsekuensi inovasi adalah tingkat perubahan dalam sistem yang mungkin
mengalami; (a) kesetimbangan stabil (inovasi tidak menyebabkan perubahan dalam
struktur dan/atau fungsi sistem sosial), (b) kesetimbangan dinamis (perubahan
yang disebabkan inovasi setara dengan kemampuan sistem sosial untuk
menanganinya), atau (c) disequilibrium (perubahan yang disebabkan inovasi
terlalu cepat untuk dapat ditangani sistem sosial). Dengan demikian, tujuan
dari inovasi adalah untuk mencapai kesetimbangan dinamis. Akhirnya, hal lainnya
lagi yang harus dikaji dalam konsekuensi inovasi adalah cara mengatasi
kenyataan bahwa inovasi sering memperlebar kesenjangan sosio-ekonomik
masyarakat.
Beberapa cara mengatasi kenyataan bahwa inovasi sering memperlebar kesenjangan sosio-ekonomik masyarakat tersebut adalah (a) menangani kecenderungan orang kaya mempunyai akses lebih banyak dibanding orang miskin pesan disampaikan lewat cara masal seperti lewat radio atau televisi; penggunaan bahasa yang dimengerti orang miskin; penggunaan multi-media yang didasarkan kondisi sosial budaya orang miskin; penyampaian dalam kelompok kecil di mana orang miskin biasanya berkumpul, dan pengubahan fokus dari sasaran inovasi tradisional (yaitu pada kelompok yang paling berpotensi untuk berubah) ke kelompok yang paling tidak berpotensi untuk berubah. (b) menangani kecenderungan orang kaya mempunyai akses lebih banyak pada hasil evaluasi inovasi dibanding orang miskin: pemimpin opini orang miskin harus ditemukan (meski pun relatif lebih sulit dibanding dengan menemukan pemimpin opini orang kaya) dan hubungan agen perubahan dikonsentrasikan pada mereka, aide dari kalangan orang miskin digunakan untuk menghubungi kelompok homofilinya dan kelompok formal di kalangan orang miskin diperkuat dan/atau dibina serta (c) menangani kecenderungan orang kaya mempunyai sumber daya lebih dibanding orang miskin: pemilihan inovasi yang cocok untuk orang miskin; membangun organisasi (misalnya koperasi) di kalangan orang miskin; memberi kesempatan orang miskin berpartisipasi dalam perencanaan dan pelaksanaan inovasi; pengembangan programdan/atau agensi yang diperuntukkan khusus orang miskin dan pergeseran dari difusi inovasi yang datang dari riset dan pengembangan (R & D) formal ke penyebaran informasi tentang gagasan yang didasarkan pada pengalaman lewat sistem difusi desentralistik: sering untuk ikatan intelektual dari kebijakan konvensional adalah eksperimen di lapangan
Beberapa cara mengatasi kenyataan bahwa inovasi sering memperlebar kesenjangan sosio-ekonomik masyarakat tersebut adalah (a) menangani kecenderungan orang kaya mempunyai akses lebih banyak dibanding orang miskin pesan disampaikan lewat cara masal seperti lewat radio atau televisi; penggunaan bahasa yang dimengerti orang miskin; penggunaan multi-media yang didasarkan kondisi sosial budaya orang miskin; penyampaian dalam kelompok kecil di mana orang miskin biasanya berkumpul, dan pengubahan fokus dari sasaran inovasi tradisional (yaitu pada kelompok yang paling berpotensi untuk berubah) ke kelompok yang paling tidak berpotensi untuk berubah. (b) menangani kecenderungan orang kaya mempunyai akses lebih banyak pada hasil evaluasi inovasi dibanding orang miskin: pemimpin opini orang miskin harus ditemukan (meski pun relatif lebih sulit dibanding dengan menemukan pemimpin opini orang kaya) dan hubungan agen perubahan dikonsentrasikan pada mereka, aide dari kalangan orang miskin digunakan untuk menghubungi kelompok homofilinya dan kelompok formal di kalangan orang miskin diperkuat dan/atau dibina serta (c) menangani kecenderungan orang kaya mempunyai sumber daya lebih dibanding orang miskin: pemilihan inovasi yang cocok untuk orang miskin; membangun organisasi (misalnya koperasi) di kalangan orang miskin; memberi kesempatan orang miskin berpartisipasi dalam perencanaan dan pelaksanaan inovasi; pengembangan programdan/atau agensi yang diperuntukkan khusus orang miskin dan pergeseran dari difusi inovasi yang datang dari riset dan pengembangan (R & D) formal ke penyebaran informasi tentang gagasan yang didasarkan pada pengalaman lewat sistem difusi desentralistik: sering untuk ikatan intelektual dari kebijakan konvensional adalah eksperimen di lapangan
BAB
III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Dengan
memperhatikan pembahasan di atas maka kita dapat menyimpulkan bahwa proses
keputusan inovasi merupakan bagian dari difusi inovasi yaitu proses seseorang
mulai dari tahu tentang inovasi sampai dengan mengambil keputusan apakah
menerima atau menolak inovasi tersebut. Proses difusi suatu inovasi memerlukan
waktu, cepat atau lambatnya proses difusi inovasi sangat dipengaruhi oleh
antara lain; tipe-tipe hubungan antara inovator dengan potensial adopternya,
karakter atau sifat-sifat inovasi itu sendiri dan lain lain
.Dari ke-enam
faktor penghambat inovasi yang disebutkan pada bab II, kita bisa menyimpulkan
bahwa faktor utama hambatan inovasi adalah kelemahan dalam bidang perencanaan
(faktor ke-1), sedangkan faktor ke-2 (masalah personal dan motivasi) merupakan
akibat atau rangkaian dari faktor ke-1.
Dengan
adanya perencanaan dan pengorganisasian yang kurang baik maka dapat menyebabkan
kemungkinan timbulnya pertentangn antar pribadi dan melemahkan motivasi, bahkan
mungkin membuikapeluang datangnya koripsi.
3.2 SARAN
Diharapkan dengan adanya materi
tentang faktor-faktor percepatan adopsi difusi inovasi ini maka akan membuka
wawasan kita untuk mengevaluasi adanya
hambatan dan pendukung.
DAFTAR PUSTAKA
Agusriati, Keni. 2012. Teori
Difusi Inovasi (Online). (http://komunikasi.us/index/php/matakuliah/kmm/19-ptik/4005-difusi-inovasi),
diakses 13 November 2013.
aatmandai. 2010. Sistem
Adopsi Inovasi. (online)
Wahyudi. 2010. Proses Difusi Inovasi
(Online). http://wahyudiyonocentre.blogspot.com/2010/05/proses-difusi-inovasi-di-dalam- dunia_14.html. Diakses 13 November 2013
Rukmana, Yayan. 2010.
Faktor-Faktor Penghambat Difusi Inovasi (Online). http://yayanrukmana.blogspot.com/2009/05/faktor-faktor-penghambat-program.html.
Diakses 13 November 2013.
Paridah, Enok. 2010. Difusi Inovasi Pendidikan
(Online). http://enokparidah.blogspot.com/2010/05/difusi-inovasi-pendidikan.html.
Diakses 13 November
2013.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar